Kalau kita berusaha membuat
foto yang lebih bagus, tentunya kita harus tahu dulu dong,
foto yang bagus itu seperti apa.
Menurut saya,
foto yang ‘dibilang’ bagus itu ada dua jenis:
-
Bagus secara teknis yaitu foto yang bagus secara
teknis ini mengikuti teori-teori
fotografi; misalnya exposurenya pas,
ketajaman cukup, white balance yang benar, dan sebagainya.
-
Bagus secara estetis.
Foto yang bagus secara estetis
ini ya pokoknya yang enak dilihat. Bisa karena keindahannya, bisa
karena maknanya, bisa karena hubungan pribadi dengan objeknya, dsb.
Nah, sekarang, faktor-faktor apa sih yang mempengaruhi apakah sebuah
foto itu enak dilihat? Pada dasarnya ada 3 faktor yang mempengaruhinya
yaitu
1. Bahan Mentah
Karena
fotografi masih sebatas menangkap ada yang ada di dunia nyata
(tidak bisa bikin
foto hiu tanpa benar-benar ada hiu, misalnya) tentu
saja bahan mentah menjadi faktor yang penting bagi suatu
foto.
Foto
kucing yang lucu punya potensi yang lebih bagus daripada foto kucing
borokan.
Foto wanita cantik juga punya potensi lebih bagus daripada foto
kambing gimbal. Bunga yang tanpa cacat juga akan potensial menghasilkan
foto yang lebih bagus daripada bunga yang sudah digigiti serangga.
Foto
burung Merak diatas sebagai contoh.
Foto burung Merak memang sudah
bagus dari sananya. Karena itu, jika kita ingin meningkatkan
kualitas foto, salah satu cara yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan
kualitas objek
foto.
2. Bumbu
Oke, kita sudah memilih ‘bahan mentah’ yang bagus untuk
difoto. Tapi
masih ada ‘bumbu-bumbu’ yang mempengaruhi hasil akhir foto tersebut.
Kalau ‘bahan mentah’ bisa diartikan secara kasar sebagai apa yang
difoto, ‘bumbu’ ini bisa diartikan secara kasar sebagai cara kita
memotretnya. Keputusan-keputusan yang kita ambil, baik secara teknis
atau nonteknis, ikut mempengaruhi hasil akhirnya.
Bumbu-bumbu ini misalnya: bokeh, angle, framing dan komposisi, pemilihan
focal length lensa, exposure, distorsi, tone, kontras, dsb.
3. Resep
Tujuan
kita adalah membuat
foto yang bagus dengan sengaja dan konsisten.
Karena ada faktor kesengajaan, maka sebaiknya semua keputusan yang kita
ambil, baik mengenai bahan mentah ataupun bumbu, dilakukan dengan
sengaja dan dengan tujuan memenuhi resep yang ada di bayangan kita.
Apakah kita ingin mengambil
foto yang suram? Indah? Agung? Menakutkan?
Bahan mentah dan bumbu-bumbunya tentunya harus cocok untuk mendukung
‘tema’ tersebut.
Sebuah
foto bisa menjadi
foto yang bagus, walaupun bahan mentah dan
bumbunya biasa-biasa saja, karena bahan dan bumbu itu bekerja sama
dengan baik. Sebaliknya,
foto dengan bahan mentah yang bagus dan bumbu
yang bagus juga, bisa jadi
foto yang kurang bagus (atau paling tidak:
masih bisa diperbagus lagi) karena kurang berpadu dengan kompak.